Monumen Naga Baruklinting di Telaga Ngebel, Ponorogo. (Foto: NGEBEL SPEEDBOAT/YouTube)

JAKARTA, iNews.id - Telaga Ngebel merupakan salah satu destinasi wisata kebanggaan Kabupaten Ponorogo yang terletak di Kecamatan Ngebel. Masyarakat sekitar meyakini keberadaan danau tersebut tak lepas dari legenda Nyai Latung dan Naga Baruklinting.

Telaga Ngebel terletak di kaki Gunung Wilis. Persisnya sekitar 30 kilometer (km) dari pusat Kota Ponorogo. Danau ini memiliki luas sekitar lima km persegi. 

Mengutip situs Dinas Perpusatakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Provinsi Jatim, Jumat (23/12/2022), Telaga Negebel tak terlepas dari legenda Nyai Latung dan Naga Baruklinting.

Dikisahkan, suatu hari, Desa Ngebel yang terletak di lereng Gunung Wilis hendak menggelar acara. Demi menghemat biaya, para warga laki-laki di desa tersebut pergi berburu ke hutan untuk mencair bahan makanan.

Hanya saja tidak ada satu pun hewan buruan yang didapat. Salah seorang warga lantas mengayunkan kapak ke salah satu batang kayu.

Anehnya, batang kayu tersebut mengeluarkan darah. Mereka lantas tersadar bahwa batang kayu itu merupakan ular besar yang tak lain Naga Baruklinting tengah bertapa.

Dengan riang gembira, para warga lalu memotong badan ular besar itu dan membawa ke desa. Daging itu kemudian dimasak dan digunakan sebagai sajian acara di Desa Ngebel.

Tiba-tiba, muncul seorang anak dengan pakaian compang-camping dan ditemui banyak luka di tubuhnya. Para warga desa enggan mendekati bocah itu karena penampilannya.

Anak misterius itu lalu pergi ke dapur untuk meminta makan. Namun para warga tak mau memberi makanan. Hanya seorang nenek tua yang datang memberikan sebungkus nasi penuh dengan lauk.

Setelah makan, dengan ajaib bocah itu berubah jadi memiliki tubuh dan kuat. Sejumlah luka yang didapati di tubuhnya pun menghilang.

Dia lantas mendekati sang nenek tua dan berpesan jika terjadi sesuatu agar membawa centong nasi dan naik ke atas lesung. Bocah itu lalu meninggalkan sang nenek dan berkumpul kembali dengan anak-anak di Desa Ngebel.

Bocah itu lantas menancapkan lidi yang dibawa ke tanah. Dia lalu menantang anak-anak desa itu untuk mencabut lidi dengan imbalan sebungkus nasi berikut daging.

Akan tetapi, tidak ada satu anak pun yang berhasil mencabut lidi tersebut. Sambil berpesan ke seluruh warga desa bahwa sifat kikir tidak baik bagi manusia, dia pun mencabut lidi tersebut dari tanah.

Tiba-tiba muncul mata air yang besar dan sejurus kemudian menggenangi desa. Saking derasnya air, Desa Ngebel bersama seluruh warganya pun tenggelam hingga menjadi danau. Kubangan air tersebut lantas disebut sebagai Danau Ngebel.

Dalam peristiwa itu, hanya dua orang yang berhasil selamat. Mereka sang bocah misterius dan nenek tua yang memberi makan anak itu.

Sang nenek tua langsung menaiki lesung dan membawa centong saat mendengar riuh kepanikan warga. Lesung digunakan sebagai perahu, sementara centong nasi selaku dayung.

Keduanya lalu menyelamatkan diri ke tepi danau. Tempat tersebut lantas menjadi lokasi sang nenek menetap hingga ajal menjemput.

Nenek tua itu lantas disebut Nyai Latung, sementara danau yang menenggelamkan Desa Ngebel dinamakan Telaga Ngebel. Lantas, bocah misterius yang memporak-porandakan Desa Ngebel diyakini sebagai jelmaan Naga Baruklinting yang tengah bertapa di hutan saat para warga mencari buruan.


Editor : Rizky Agustian

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network