Ilustrasi keindahan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (Antara)

MALANG, iNews.id - Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, mempunyai kisah tersendiri. Wilayah ini berawal ketika utusan Kerajaan Demak Batoro Katong membuka hutan di Ponorogo.

Kisah berawal saat wilayah pegunungan di sepanjang pantai selatan masih berupa hutan-hutan masih jarang belum terjamah manusia. 

Namun ada beberapa wilayah mulai dari Gua Kalak (Subdistrik Belah), Gua Sampura (Tulakan), puncak Gunung Limo (Kebonagung), Astana Gentong, Masjid Manten (kota), dan masjid di Tanjung Kidul (Lorog).

Di sana memang terdapat petilasan bahwa di sana sudah mulai dijelajahi manusia, tetapi orang yang menjelajah ke sana hanyalah orang-orang yang bertapa dan tidak berniat membuat permukiman.

Beberapa tahun kemudian Batoro Katong Adipati Ponorogo pertama didatangi oleh seorang tokoh agama dari Demak bernama Kiai Siti Geseng.

Kepada Batoro Katong sebagaimana dikutip dari "Kisah Brang Wetan : Berdasarkan Babad Alit dan Babade Nagara Patjitan", terjemahan Karsono Hardjoseputro meminta Batoro Katong untuk diizinkan membuka hutan sebagai pedesaan. 

Permintaan itu dikabulkan dan Kiai Siti Geseng disuruh memilih hutan yang disukainya. Setelah pedesaan berdiri dan aman tenteram, Kiai Siti Geseng diminta menyebarkan agama Islam. Kiai Siti Geseng dengan anak dan istrinya kemudian berjalan ke selatan, naik turun gunung. 

Sepanjang perjalanan konon terdapat kesulitan-kesulitan yang tidak bisa diceritakan. Setibanya di lembah pada tempat yang disukainya, dia lantas beristirahat seraya menancapkan tongkatnya yang terbuat dari bambu petung sebesar gagang sabit.

Tak lama kemudian mereka mulai membabat hutan. Tempat itu sekarang disebut sebagai Desa Ngrejoso. Setelah membabat hutan cukup luas, Kiai Siti Geseng merasa letih, kemudian beristirahat, mencari tempat yang dekat dengan mata air. 

Di sana Kiai Siti Geseng memohon kepada Allah agar keinginannya terwujud tanpa hambatan dan tempatnya beristirahat dapat ditempati anak cucu. Tempat itu sekarang dinamai Luweng Sewu, yang sekarang berada di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan

Jarak dengan Ngrejoso kira-kira berjarak 2,5 pal. Kiai Siti Geseng tinggal di sana hingga beberapa saat lamanya. Setelah cukup lama beristirahat dan kekuatannya pulih kembali, dia menengok tempat pembabatan hutan. Kiai Siti Geseng melihat bahwa tongkat yang ditancapkannya dapat hidup dan tumbuh cukup besar. 

Konon hingga sekarang bambu petung itu masih ada dan dikeramatkan oleh penduduk di desa itu serta desa-desa sekitarnya. Namun, rumpun bambu itu tidak dapat beranak pinak. 

Rumpun itu dari dulu hingga sekarang hanya berisi dua batang bambu. Jika ada anakannya yang tumbuh, satu induknya pasti meranggas dan tiada berapa lama lalu mati. Sejak saat itu Kiai Siti Geseng disebut dengan nama Kiai Petung.


Editor : Nur Ichsan Yuniarto

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network