BANYUWANGI, iNews.id - Anak durhaka. Panggilan itu tepat disematkan ke Imam Mahrudi (26), warga Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ini. Sebab, tanpa alasan jelas pelaku tega menganiaya ibu kandungnya sendiri, Supiatun (60) hingga bersimbah darah.
Tak hanya kepada ibunya, Imam juga menganiaya neneknya yang sudah uzur, Emah (80) dan pamannya, Abdul Kodir hingga babak belur. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (3/10/2018) lalu namun kasusnya baru dilaporkan pihak keluarga ke polisi, Jumat (5/10/2018).
Mendapati laporan tersebut, petugas Polsek Wongsorejo langsung bergerak cepat dan berhasil meringkus pelaku. Saat ini, Imam masih mendekam di sel Mapolsek Wongsorejo untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Nenek pelaku, Emah menuturkan, tanpa sebab yang jelas cucunya tiba-tiba marah dan memukuli ibunya sendiri. “Gak ada apa-apa kok, tiba-tiba marah sama saya. Saya dipukul pakai kayu sampai kepala dan tangan sakit semua,” kata Emah.
Ibunda pelaku, Supiatun juga mengaku tidak tahu penyebab anaknya tega menganiaya dirinya dan nenek serta pamannya. “Saya dipukul pakai kayu sampai kepalanya berdarah. Kalau dia minta uang saya kasih, tapi dia tidak minta apa-apa langsung mukul saya,” ucapnya.
Menurut Supiatun, anaknya selama ini tidak punya masalah baik kepada dirinya maupun keluarga lainnya. “Sekarang anak saya sudah dibawa polisi. Saya tidak masalah dia ditahan sekarang,” katanya.
Kapolsek Wongsorejo, Iptu Kusmin mengatakan, sebelum menganiaya ibu dan nenek serta pamannya tersangka mengonsumsi obat-obatan terlarang. “Tersangka ini sudah beberapa kali mengancam ibunya. Selama ini dia (tersangka) jarang pulang ke rumah,” ucapnya.
Sebelum menahan tersangka, kata Kapolsek, petugas sudah melakukan mediasi dengan pihak keluarga. Namun, ibu pelaku berkeras agar anaknya tetap ditahan karena sudah sering mengancam keselamatan jiwanya dan tetangga. “Ibu pelaku ini tetap ingin anaknya ditahan supaya ada efek jera,” tandasnya.
Sementara itu, Imam Mahrudi mengaku menyesal atas perbuatannya tersebut. Dia berdalih khilaf karena kesal sering dimarahi ibunya. “Ya, pernah dimarahi sedikit. Saya menyesal sekali. Saya khilaf,” katanya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait