PONOROGO, iNews.id – Elpiji ukuran 3 kilogram (kg) kembali langka. Kali ini kelangkaan terjadi Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Sejak dua pekan terakhir, pasokan elpiji di sejumlah pangkalan dan toko kosong tanpa alasan yang jelas. Imbasnya, aktivitas masyarakat terganggu.
Sebagai bentuk kekecewaan, Senin (4/6/2018) sore, puluhan warga turun ke jalan menyampaikan protes. Aksi unjuk rasa ini dilakukan dengan membawa puluhan tabung elpiji kosong dan digelindingkan di jalan raya. Tak hanya itu, mereka juga membawa poster bernada protes.
Aksi di Jalan Juanda Ponorogo yang dilakukan warga, pedagang dan mahasiswa inipun menyita perhatian pengguna jalan. Apalagi, para demonstran juga menendang-nendang tabung berukuran mini itu. Mereka yang ikut merasakan kelangkaan elpiji pun ikut bergabung menyampaikan protes.
Salah seorang warga, Riyan Pratama mengatakan, aksi unjuk rasa ini adalah bentuk kekecewaan warga. Sebab, sudah cukup lama elpiji 3 kg itu menghilang di pasaran. Kalaupun ada, harganya cukup tinggi, yakni mencapai Rp20.000 hingga Rp30.000 per tabung.
Riyan menduga ada permainan mafia atas kelangkaan elpiji bersubsidi ini. Karena itu, pihaknya mendesak aparat pemerintah untuk turun tangan menyelesaikan problem itu. “Beberapa waktu lalu kami protes atas kelangkaan ini. Katanya stok aman dan tidak ada masalah. Namun faktanya, di toko-toko dan pangkalan tidak ada,” katanya.
Pertengahan bulan lalu, kelangkaan sama juga terjadi di Kabupaten Pacitan. Bahkan di Pasar Arjowingun, ratusan pembeli harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkan jatah satu tabung elpiji. Warga terpaksa mengantre karena stok elpiji di sejumlah toko dan pangkalan kosong.
Sementara itu, sebagai imbas kelangkaan ini, aktivitas masyarakat di Ponorogo terganggu. Terutama para pedagang dan pemilik warung. Mereka resah dan berharap segera ada solusi.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait