Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi nelayan di TPI Brondong, Lamongan. (Foto: iNews/Ihya Ulumuddin)

LAMONGAN, iNews.id – Hari pertama kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur (Jatim) dimanfaatkan calon gubernur nomor urut satu, Khofifah Indar Parawansah dengan mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kecamatan Brondong, Lamongan. Khofifah menyapa ribuan nelayan dan mendengar keluh kesah mereka, Kamis (15/2/2018).

Datang selepas subuh, Khofifah menyempatkan waktu menyapa dan melihat hasil tangkapan para nelayan. Pasangan Emil Elestianto Dardak itu juga berdialog dengan para pemilik perahu, cantrang, hingga pekerja (buruh) pemilah ikan.

Kehadiran Khofifah dan tim langsung disambut sukacita ribuan nelayan dan pekerja pemilah ikan. Beberapa di antara mereka tampak berebut untuk berfoto. Namun tak sedikit pula yang langsung menyampaikan keluh kesah mengenai masa depan mereka, menyusul aturan larangan penggunaan cantrang sebagai alat tangkap mereka.

Lebih dari satu jam, Ketua Umum PP Muslimat NU ini menyapa nelayan. Setelah itu, dia blusukan ke Pasar Kliwon Paciran menggunakan becak. Di lokasi itu, Khofifah juga mampir ke lapak-lapak pedagang. Mulai dari pedagang beras, sayur, hingga daging.  “Saya sengaja datang ke sini untuk melihat, mengetahui dan mendengarkan keluhan serta masukan mereka. Bagi saya, masukan ini penting untuk menentukan arah navigasi program dalam rangka mencipakan
solusi bagi problem mereka,” katanya.

Di TPI Brondong misalnya, Khofifah mendapati banyak nelayan dan pemilik cantrang yang takut melaut, lantaran aturan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Padahal, ada lebih dari 400 perempuan di wilayah sekitar yang menggantungkan hidup dari hasil melaut tersebut. Ini belum termasuk awak kapal dan pekerja lainnya.

“Di Paciran ini ada 80 cantrang. Masing-masing cantrang mempekerjakan 50 orang. Sehingga kalau sampai mereka berhenti, ada lebih dari 4.000 perempuan yang terpaksa menganggur. Maka ini harus dicarikan solusi,” kata Khofifah seusai berdialog.

Menurut Khofifah, ketika nelayan dan alat cantrangya berhenti melaut, maka efek dominonya sangat besar. Sebab bukan hanya nelayan dan pekerjanya saja yang tidak dapat uang. Pemilik warung dan penjual kopi di sekitar TPI ini juga kehilangan mata pencahariannya. Sebab pasar menjadi sepi dan tutup.

“Kondisi ini butuh kebijakan yang tepat. Apalagi, tonase cantrang mereka masih di bawah 30 gross ton. Sehingga masih bisa ditoleransi. Jangan sampai karena persoalan seperti ini ribuan warga kehilangan mata pencahariannya,” katanya.

Bagi Khofifah, untuk persoalan nelayan seperti ini memang harus ada simbiosis mutualisme. Artinya, nelayan masih bisa mencari nafkah. Sementara habitat laut juga tidak rusak. “Nah, persoalan ini yang nantinya akan kami carikan solusi bersama Mas Emil (Calon Wakil Gubernur Jatim),” tuturnya.

Untuk diketahui, pada hari pertama kampanye ini, Khofifah dan Emil berbagi tugas. Khofifah menyisir wilayah Pantura. Sedangkan Emil menyisir wilayah Mataraman (Trenggalek dan Ponorogo). Konsepnya sama. Mereka blusukan menyapa masyarakat.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network