Sastrawan Akhudiat membacakan karyanya semasa hidup. (Foto Dok Antara) 

SURABAYA, iNews.id - Kabar duka datang dari dunia sastra dan teater. Sastrawan sekaligus dramawan ternama dari Jawa Timur (Jatim), Akhudiat, meninggal dunia pada usia 75 tahun setelah kondisi kesehatannya selama sebulan terakhir terus menurun, Sabtu (7/8/2021).

Putri Akhudiat, Yasmin Fitrida mengatakan, Akhudiat meninggal dunia pada pukul 07.00 WIB tadi. Sang ayah meninggal dunia di kediaman dan disemayamkan di rumah duka di Jalan Gayungan Residence A9 Surabaya.

"Innalillaahi, Pak Akhudiat sudah dipanggil Allah, Hari Sabtu, Tanggal 7 Agustus 2021, jam 7 pagi," tulis Yasmin Fitrida, melalui pesan singkat di Grup WhatsApp komunitas seniman "Bengkel Muda Surabaya" di Surabaya.

Akhudiat seniman kelahiran Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur, 5 Mei 1946. Namanya melambung di kancah kesenian, khususnya bidang sastra dan teater nasional.

Pada di era 1970 hingga 1980-an, dia berkali-kali memenangkan sayembara penulisan naskah drama yang digelar Dewan Kesenian Jakarta.

Dramawan yang turut membesarkan kelompok teater Bengkel Muda Surabaya itu dikenal dengan karya-karya sastra, antara lain naskah drama berjudul "Graffito", "Jaka Tarub", "Bui" dan "Re".

Dewan Kesenian Jawa Timur pada 2017 pernah mempersembahkan Festival Teater Jatim yang secara khusus mengangkat tema "Membaca Akhudiat".

Festival yang digelar selama sepekan itu menampilkan sejumlah kelompok teater dari berbagai kota di Tanah Air untuk mementaskan karya-karya naskah drama Akhudiat.

Pada pembukaan festival tersebut, Akhudiat tampil menyampaikan orasi kebudayaan.  Saat itu, dia mengungkapkan masa depan teater hidup dalam bayang-bayang era digital.

Menurutnya saat itu, media telah diringkas dalam versi digital sehingga beberapa bentuk pertunjukan seni telah berwujud new media dan mix media.

Namun, Akhudiat meyakini, seni pertunjukan, seperti teater dan tari, akan tetap berkutat dengan peran manusia. Sebab, tari dan teater berasal dari alam primordial yang sama, yaitu upacara, ritus dan laku ritual.

"Maka selama masih ada upacara, ritus, ritual, atau apapun sebutannya, seni teater dan tari dengan peran manusia akan tetap berdaya dan berjaya," tuturnya saat itu.


Editor : Maria Christina

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network