Ketua Dewan Pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf, Jusuf Kalla (JK) membuka Rakernas TKN Jokowi-Ma'ruf di Surabaya, Sabtu (27/10/2018). (Foto: iNews/Aditya Pratama)

SURABAYA, iNews.id – Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Jusuf Kalla (JK) mengingatkan kepada seluruh unsur tim pemenangan untuk tidak berpuas diri terhadap hasil survei pasangan calon nomor urut 01. TKN harus tetap bekerja keras dan belajar dari pengalaman dari sejumlah peristiwa penting.

Beberapa hasil survei nasional dari berbagai lembaga survei memang menyebutkan elektabilitas pasangan Calon Presiden (Capres)-Calon Wakil Presiden (Cawapres) Jokowi-Ma’ruf selalu unggul atas pesaingnya Prabowo-Sandi. Selisihnya cukup signifikan.

Politisi senior Partai Golkar itu bahkan mengambil contoh dari kemenangan Donald Trump atas Hillary Clinton di Pilpres Amerika Serikat (AS) tahun 2016. Kemudian, peristiwa Brexit, saat Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa menyusul hasil referendum.

“Sebanyak 90 persen orang Amerika mengatakan bahwa Hillary yang menang, 90 persen orang Inggris bilang Brexit akan kalah. Tapi terjadi sebaliknya, kenapa pertama terlalu optimis,” ujarnya saat membuka Rakernas TKN Jokowi-Ma'ruf di Surabaya, Sabtu (27/10/2018).


Menurut JK, hasil survei yang menyebutkan keunggulan jauh juga dapat membuat oranng-orang merasa tidak perlu datang ke tempat pemungutan suara. Akibatnya pada akhirnya terjadi hal-hal yang sebaliknya.

“Tapi efeknya yang terjadi adalah karena dia kira menang, tidak pikir TPS. Jadi generasi muda pergi liburan, yang nyoblos 40 tahun ke atas,” tuturnya.

Untuk faktor kemenangan Donald Trump, dia menyebutkan bahwa presiden AS tersebut mampu membangkitkan semangat para pemilih dengan sentimen antiimigran. Sedangkan massa pendukung Hillary Clinton yang sudah yakin akan menang, tidak bekerja secara maksimal dalam kampanye.

“Kita harus tetap kerja keras. Harus berpendapat ini 50-50. Anda bekerja tidak terlalu serius karena yakin menang dan akhirnya orang tidak datang ke TPS,” ungkapnya.

Untuk hasil survei yang tidak sesuai kenyataan, wakil presiden ini mencontohkan kejadian di Pilgub DKI Jakarta. Saat itu, calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) disebut-sebut unggul dalam sejumlah survei, namun kalah pada pemilihan.

“Hasil survei jangan terlalu jadi bahan. Di DKI juga begitu. Jangan terlalu optimis. Tapi kasih juga peringatan-peringatan sehingga pemilih kita betul-betul datang ke TPS,” tuturnya.


Editor : Maria Christina

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network