MALANG, iNews.id - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan memastikan proses investigasi yang dilakukan, bukan sebagai pembanding penyelidikan dari pihak lain. Investigasi TGIPF hanya untuk melengkapi data dan fakta yang sebelumnya sudah terungkap ke publik.
Nggota TGIPF, Akmal Marhali menjelaskan, TGIPF bukanlah lembaga eksekusi, tetapi hanya memfasilitasi agar fakta-fakta kasus ini bisa terungkap. "Kami bukan yang menghukum, tetapi mendudukkan persoalan ini sesuai porsinya," katanya, Jumat (7/10/2022).
Koordinator save our soccer itu menambahkan, proses investigasi dilakukan dalam dua koridor yang berbeda. Pertama tentu ada football family. Kedua yakni pelanggaran pidana yang terjadi.
"Setelah ini tentu harus ada perbaikan, mulai dari suporter, SOP pertandingan hingga bisnis sepak bolanya. Kita harus belajar dari tragedi Hillsborough. Saat itu korban meninggal mencapai 96 orang. Setelah peristiwa itu, Inggris lalu mengeluarkan resolusi footbal spectaror x," tuturnya.
Akmal memastikan bahwa TGIPF akan bekerja secepat mungkin. Target yang ditetapkan presiden yakni pekan depan. Saat itu seluruh data yang dibutuhkan sudah terkumpul dan harus dilaporkan.
"Perlu dipahami bahwa apa yang kamu lakukan ini bukan sebagai pembanding dengan yang lain. Namun, ini untuk melengkapi dan menyempurnakan. Kami berusaha menyelesaikan kasus ini se adil-adilnya dan setransparan mungkin," katanya.
Diketahui Tim Investigasi Mabes Polri telah menetapkan enam tersangka atas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang. Mereka juga masih mendalami 20 anggota polisi atas kemungkinan pelanggaran etik saat tragedi terjadi.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait