LUMAJANG, iNews.id - Pembangunan hunian sementara (huntara) korban erupsi Gunung Semeru terus dikebut. Untuk tahap pertama, pemerintah telah menyiapkan 1.500 unit huntara di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
"Saat ini masih dilakukan pemadatan tanah di lahan relokasi hunian baru untuk penyintas erupsi Gunung Semeru di kawasan Perhutani. Nantinya pembagunan Huntara akan dilakukan secara bertahap. Sejauh ini sudah lebih dari 25 hektar lahan yang sudah dilakukan pemadatan," kata Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono usai meninjau lokasi huntara, Selasa (4/1/2022).
Heru mengatakan kedatangannya kali ini selain meninjau juga memantau progres tahapan pendirian Huntara. Ini untuk memastikan agar korban APG Gunung Semeru dapat segera mandiri dan melanjutkan hidupnya, sebelum bangunan rumah permanen selesai didirikan.
Heru menambahkan, total telah disediakan lahan seluas 81 hektare milik Perhutani yang akan dimanfaatkan sebagai huntara. Dari jumlah luasan tersebut, rencananya akan didirikan 1.500 unit hunian sementara ditahap pertama. "Siteplan dan design huntara yang terdiri atas ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi serta fasilitas penunjang lainnya," katanya.
Rencananya, di lokasi huntara tersebut juga akan didirikan beberapa fasilitas umum di antaranya masjid, kandang terpadu, TPQ, madrasah, sekolah, lahan pemakaman, dan lain sebagainya. Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Bupati Lumajang Thoriqul Haq untuk memerintahkan agar huntara tersebut teraliri listrik.
"Pembangunan huntara harus melalui tahapan proses sesuai dengan ketentuan. Land clearing kita sudah selesaikan, selanjutnya akan nanti dilanjutkan tahap berikutnya," ujar mantan Bupati Tulungagung tersebut.
Selain meninjau huntara, Heru juga meninjau Jembatan Jugosari Lumajang yang terputus akibat diterjang banjir lahar Gunung Semeru. Heru ingin memastikan warga yang bermukim di sekitaran jembatan tersebut telah direlokasi ke tempat yang lebih aman.
"Hal ini dikhawatirkan, untuk mengantisipasi apabila terjadi banjir susulan," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait