LUMAJANG, iNews.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mengingatkan warga mewaspadai curah hujan yang tinggi di kawasan Gunung Semeru. Lahar dingin kerap muncul ketika hujan deras mengguyur kawasan lereng dan puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik Kabupaten Lumajang Wawan Hadi mengatakan, selain bahaya primer dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru, saat ini bahaya sekunder menjadi fokus utama.
"Fokus utama kami di bahaya sekunder lahar dingin Gunung Semeru. Sisa material di Curah Kobokan itu masih banyak banyak dan di bawahnya masih panas. Tiap hari hujan pasti ada pergeseran lah," ujar Wawan, Senin pagi (14/12/2020).
Menurut Wawan, BPBD telah mengantisipasi bila terjadi lahar dingin dengan menempatkan petugas di empat titik sungai yang menjadi aliran lahar dingin Gunung Semeru.
"Tiap pos ada koordinatornya, di Curah Kobokan ada koordinator, Pos Sumbersari ada koordinator, Pos Gondeli ada koordinator. Tinggal yang di posko utama memastikan keadaan. Kami turunkan SRU beserta armada bila kemungkinan ada warga yang dievakuasi," tuturnya.
BPBD bahkan telah memasang pita dilarang melintas dan rambu tanda bahaya di sepanjang aliran sungai yang dilintasi aliran lahar dingin Gunung Semeru. Namun, Wawan mengeluhkan masih ada warga, terutama yang mengambil foto-foto, tidak mengindahkan garis pita bahaya yang terpasang.
"Garis pertanda bahaya untuk pengamanan sudah kami pasang. Kami beri line (pita garis) BNPB itu. Kami pasang rambu-rambu dan banner pemberitahuan," tuturnya.
Dia memastikan, meski aktivitas vulkanik Gunung Semeru fluktuatif, bahaya aliran lahar yang mengalir ke sungai masih cukup nyata. Apalagi lahar tersebut memiliki suhu yang panas sehingga ketika bercampur dengan air akan menimbulkan asap.
Diketahui, status Gunung Semeru hingga saat ini masih berada di level 2 waspada. Aktivitas vulkanisnya masih fluktuatif.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait