SURABAYA, iNews.id - PWNU Jawa Timur menggelar acara Ngaji Mahasantri Milenial bersama KH Bahauddin (Gus Baha) Sabtu (12/10/2019). Acara dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ini akan dimulai pukul 12.00 WIB di Aula lt 3 kantor PWNU Jawa Timur, Jalan Masjid Al Akbar Timur No 9 Surabaya.
Ngaji Mahasantri Milenial juga akan dihadiri juga Gus Kautsar dari Pesantren Ploso Kediri dan KH Reza Ahmad Zahid dari Pesanren Lirboyo, Kediri.
Ketua Panitia Hari Santri 2019 PWNU Jawa Timur, KH Abdussalam Shokib, menjelaskan, kehadiran Gus Baha dan dua kiai muda tersebut, dimaksudkan sebagai bagian dari pelayanan akan kebutuhan kaum milenial akan dakwah yang teduh khas pesantren.
Pesantren merupakan khazanah intektual keislaman yang mengajarkan nilai ajaran Ahlussunnah Waljamaah. Dakwah khas Islam di bumi Nusantara ini, sebagai bagian dari praktik keagungan Islam moderat di Indonesia.
Gus Salam mengatakan, acara Ngaji Milenial juga sekaligus untuk menyambut diakuinya pesantren sebagai entitas masyarakat Islam yang telah mengakar di bumi Indonesia, melalui hadirnya UU Pesantren hasil Rapat di DPR RI beberapa waktu lalu.
“Semua itu merupakan pengakuan negara akan eksistensi pesantren. Kami dari NU menyambut adanya Undang-Undang tersebut, sebagai bagian dari hadiah yang terkait juga dengan peringatan Hari Santri 2019," kata salah satu Pengasuh Pesantren Denanyar Jombang ini.
Tentang Ngaji Mahasantri Melenial, nama Gus Baha telah dikenal di kalangan muda dan generasi milenial. Pengasuh Pesantren Alquran di Rembang Jawa Tengah ini adalah putra KH Nur Salim yang dikenal alim dalam mendalami ilmu-ilmu Alquran.
Dakwah-dakwah Gus Baha di media sosial, seperti Youtube sangat digemari lantaran kedalaman ilmunya. Penampilan yang sederhana, tetapi tidak kalah mendalamnya sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan dakwah di era kekinian dari pesantren.
Sementara Gus Kautsar, dikenal dengan kedalaman ilmunya. Meski sesekali tampil di media sosial, namun kiai muda asal Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri ini, juga menjadi figur harapan umat Islam, khususnya kaum Nahdliyin.
Gaya dakwahnya yang santun, digemari lantaran disampaikan dengan cara-cara damai. Dengan bahasa yang sederhana, tapi tampak sekali alim khas kiai yang digembleng dan dibesarkan di lingkungan pesantren.
Demikian pula Gus Reza, adalah putra KH Imam Yahya Mahrus Ali dari Lirboyo. Dikenal sebagai figur harapan bagi NU, yang kini mengemban amanah sebagai Wakil Ketua PWNU Jawa Timur.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait