SURABAYA, iNews.id - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyebut perekonomian Jatim cepat bangkit pascapandemi Covid-19. Hal itu disampaikan Khofifah saat Upacara Peringatan HUT Jatim ke-77 di Gedung Negara Grahadi, Rabu (12/10/2022).
Khofifah mengatakan, pada triwulan ll tahun 2022, ekonomi Jatim tumbuh 5,74 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara realisasi investasi triwulan ll tahun 2022 naik 69,2 persen.
Jatim, kata dia, juga semakin memperkuat predikatnya sebagai Provinsi Lumbung Pangan Nasional. Produksi pada di Jatim mencapai 9,94 juta ton gabah kering giling. Jatim juga menjadi provinsi dengan kontributor terbesar untuk komoditas jagung, cabai rawit, bawang merah, mangga, pisang, dan Mawar.
Demikian pula untuk komoditas pangan lain yang meliputi sapi potong, sapi perah, ayam petelur, daging, telur, susu, gula kristal tebu, tembakau dan garam juga tertinggi nasional. "Jatim juga merupakan eksportir tertinggi nasional untuk komoditas perikanan meliputi tuna, cakalang, tongkol dan udang," katanya.
Pada periode Maret 2021-Maret 2022, penurunan kemiskinan di Jatim sebanyak 391.400 jiwa (28,3 persen). Angka itu merupakan capaian penurunan tertinggi di antara semua provinsi di lndonesia.
Penurunan kemiskinan tersebut berseiring dengan meningkatnya status kemandirian desa dari tahun 2021 sebesar 697 Desa Mandiri menjadi 1.490 Desa Mandiri di tahun 2022, atau meningkat 113,77 persen, sekaligus zero desa tertinggal dan desa sangat tertinggal. "Jumlah desa mandiri Jatim merupakan yang tertinggi di lndonesia," ujar Khofifah.
Terkait birokrasi, kata Khofifah, Pemprov Jatim berkomitmen untuk perbaikan tata Kelola pemerintahan dalam mewujudkan pemerintahan yang efektif, efisien, bersih dari KKN. Hal ini juga dibuktikan dengan perolehan predikat WTP selama kurun waktu tujuh tahun terakhir (2015 2021).
"Jatim juga telah membuktikan berkinerja terbaik dalam penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2021 dengan capaian sebesar 99,36 persen yang merupakan capaian tertinggi nasional," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait