SURABAYA, iNews.id - DPD Partai Gerindra memastikan tetap solid mendukung pencalonan Prabowo Subinato dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Komitmen ini disampaikan menyusul rumor pencalonan petinggi Gerindra Sandiaga Uno sebagai capres PPP.
Bendahara Gerindra DPD Gerindra Jatim Gus Fawait mengatakan, untuk Pilpres 2024, tidak ada calon lain dari Partai Gerindra, kecuali Ketua Umum Prabowo Subianto. "Keputusan itu sudah tak bisa ditawar lagi," ujarnya.
Gus Fawait mengatakan, berpartai harus punya tujuan yang sama. Semua kader menurutnya harus satu pemikiran dan punya visi dan misi yang sama.
"Di Gerindra Jawa Timur (semua kader) tunduk dan patuh atas keputusan DPP Gerindra. Sami'na wa'atho'na untuk mengusung Prabowo Subianto," ujarnya.
Terkait siapa pun di Jawa Timur di internal Gerindra, sambung Gus Fawait yang beda dengan visi dan misi partai, sudah selayaknya keluar dari partai. "Lebih baik gentleman untuk keluar dari partai jika tidak sejalan," katanya.
Sikap tersebut, lanjut Gus Fawait, sudah ditanamkan kepada semua kader partai Gerindra di Jatim, mulai tingkat DPD Gerindra hingga tingkat bawah.
"Saya sebagai ketua Fraksi Gerindra maupun bendahara Gerindra sampai tingkat ranting sudah mengingatkan satu suara pemikiran, bagaimana visi dan misi partai bisa membuat negara dan bangsa mandiri. Menciptakan Indonesia maju dan makmur. Itulah target Partai Gerindra, terutama memperjuangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden 2024," ujarnya.
Diketahui, beberapa waktu lalu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyinggung kader partai yang ingin meninggalkan partainya. Prabowo bahkan meminta yang bersangkutan berpisah dengan baik.
“Kalau mau pisah, pisah yang baik. Silakan,” kata Prabowo ketika menyampaikan pidato, di Kantor Badan Pemenangan Presiden Partai Gerindra, Jakarta, Sabtu, 7 Januari 2023.
Prabowo mengatakan bahwa apabila merasa tidak cocok dengan dirinya, maka tidak masalah untuk mencari partai lain. Menurut dia, tidak ada yang salah dari pindah partai. Prabowo merujuk pada dirinya yang sempat menjadi kader Partai Golkar sebelum mengundurkan diri.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait