SURABAYA, iNews.id – Forum Komunikasi Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) Jawa Timur (Jatim) memunculkan enam figur bakal calon wali kota (Bacawali) Surabaya 2020. Mereka para tokoh yang dianggap potensial untuk menjadi penerus Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Keenam tokoh tersebut antara lain Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, politisi PDIP sekaligus istri mantan wali kota Surabaya Bambang DH, Dyah Katarina, Ketua DPD Gerindra Surabaya BF Sutadi, anggota DPR Bambang Haryo, politisi Golkar Adies Kadir, dan dosen Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) Hesty Armiwulan.
Wakil Ketua PD XIII FKPPI Jatim Agus Ronald Mangunsong mengatakan, enam nama tersebut muncul berdasarkan hasil kajian pada Focus Group Discussion (FGD) FKPPI. Mereka yang terjaring dinilai orang-orang potensial yang bisa membawa kemajuan Surabaya.
“Mereka tak hanya memiliki kapasitas. Tetapi juga punya basis massa cukup banyak, serta memiliki bekal pengalaman untuk memimpin Surabaya,” kata Agus, Rabu (31/7/2019).
Whisnu Sakti Buana misalnya. Dia tokoh PDIP Surabaya. Dia juga pernah menjabat Ketua DPRD Surabaya dan kini masih menjabat Wakil Wali Kota Surabaya. “Sebagai tokoh PDIP, Whisnu punya basis massa kuat. Dia juga punya pengalaman lama memimpin Surabaya,” katanya.
Sementara Dyah Katarina memiliki pengalaman dalam perumusan kebijakan publik maupun dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi Kota Surabaya pada saat itu. Misalnya, masalah-masalah kemiskinan, banjir, tata kota, dan lain sebagainya.
“Selama ini Bu Dyah dikenal peduli pada isu-isu pendidikan. Diharapkan dia dapat lebih memajukan pendidikan Kota Surabaya ke depan,” katanya.
Selanjutnya, BF Sutadi, yang dikenal sebagai tokoh matang di bidang birokrasi. Sebab, jauh sebelum menjadi politisi, Sutadi menjadi pejabat di Pemkot Surabaya. Terakhir, dia menjabat sebagai asisten I yang membidangi pemerintahan.
“Untuk Adies Kadir, dia ini anggota DPR RI sehingga memiliki banyak pengalaman dalam proses perumusan dan pembuatan kebijakan publik. Apalagi, latar belakangnya sebagai ahli hukum, pasti sangat membantu untuk menata birokrasi dan kebijakan-kebijakan publik di Surabaya,” ujarnya.
Lalu bagaimana dengan Bambang Haryo dan Hesty? Menurut Agus, Bambang Haryo pengusaha yang cukup lama menggeluti bidang kemaritiman. Pengalamannya dinilai cocok untuk memimpin Surabaya sebagai kota industri.
“Sebagai kota industri dan jasa, Surabaya memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi maritim lewat pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya. Tantangan besar ini cocok bagi Bambang Haryo,” katanya.
“Kalau Bu Hesty, beliau ini aktivis perempuan dan mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Sangat potensial,” ujarnya.
Diketahui, selain menjaring figur calon wali kota Surabaya, FKPPI Jatim juga membentuk Desk Pilkada 2020. Selain untuk membangun politik kebangsaan, lembaga tersebut juga dibentuk untuk mengawal proses demokrasi pilkada serentak di Jatim agar lebih bermartabat.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait