Pesawat Citilink dari Surabaya mendarat di Bandara Banyuwangi, Minggu (14/2/2021). Bandara tersebut kembali dibuka setelah ditutup tujuh hari akibat terpapar abu vulkanik Gunung Raung. (Foto: iNews/Eris Utomo)

BANYUWANGI, iNews.id - Aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Banyuwangi kembali normal setelah ditutup selama tujuh hari akibat hujan abu vulkanik Gunung Raung, Minggu (14/2/2021). 

Kembali beroperasinya penerbangan di Bandara Banyuwangi itu ditandai dengan kedatangan pesawat dari Surabaya.

Sebanyak enam jadwal penerbangan dari dan menuju Bandara Banyuwangi berlangsung lancar.

Eksekutif General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Banyuwang, Cin Asmoro mengatakan, operasional bandara itu dibuka setelah dilakukan paper test dan rekomendasi Airnav Indonesia menyusul aktivitas vulkanik Gunung Raung yang terus mereda.

“Dibukanya kembali Bandara Banyuwangi setelah dilakukan paper test terhadap paparan abu vulkanik Raung dan mendapat rekomendasi dari Airnav Indonesia melalui notam b0227/21 notamc b0223/21/tentang pembukaan Bandara Internasional Banyuwangi,” katanya.

Sebelumnya, Bandara Banyuangi ditutup selama tujuh hari akibat hujan abu vulkanik Gunung Raung yang mengguyur sebagian besar wilayah Banyuwangi hingga berdampak terhadap dunia penerbangan.

Sebaran abu vulkanik memenuhi ruang udara bandara dan paparan abu vulkanik juga menutupi landasan pacu, sehingga sangat berbahaya bagi keselamatan penerbanga.

Hingga kini, pihak otoritas bandara terus melakukan koordnisasi dengan pihak terkait/ guna mengentahui perkebangan aktivitas vulkanik Gunung Raung yang masih dalam status waspada.

Observasi melalui paper test juga terus dilakukan guna memastikan sebaran abu vulkanik Gunung Raung tidak terdampak terhadap dunia penerbangan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos pengamatan Gunung Api Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon mencatat semburan abu vulkanik Gunung Raung setinggi 500 meter mengarah ke timur dan timur laut. 

Sedangakan gempa tremore masih tetap terjadi secara terus menerus dengan amplitudo 1-3 milimeter dominan satu millimeter. Fempa tektonik jauh terjadi satu kali dengan amplitudo tiga puluh dua milimeter berdurasi 185 detik.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network