JOMBANG, iNews.id - Terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar membuat harga pupuk di berbagai daerah mulai merangkak naik. Tak terkecuali di Jombang, Jawa Timur. Naiknya harga pupuk terjadi di seluruh agen atau toko pertanian di Kota Santri itu.
Seperti halnya di salah satu toko pertanian di Jalan Wahid Hasyim, Kota Jombang, harga pupuk berbagai jenis naik rata-rata 10 hingga 15 persen. Kenaikan harga pupuk terjadi sebagai imbas dari anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Pupuk KCL misalnya, yang sebelumnya hanya Rp5.000 kini naik menjadi Rp6.500 per kilogram. Sementara pupuk NPK yang sebelumnya Rp9.000 naik menjadi Rp11.000 per kilogram. Untuk pupuk ZA yang sebelumnya Rp4.000 kini naik menjadi Rp4.500 per kilogram.
Bahkan tak hanya pupuk saja, aneka obat-obatan pertanian yang notabene produk impor kini ikut naik. Sama dengan pupuk, obat-obatan pertanian kini juga naik sekitar 10 hingga 15 persen dibandingkan harga sebelumnya.
“Pada dasarnya semua (pupuk) yang impor naik. Sementara yang produksi lokal tidak naik. Tapi karena bahan pupuknya banyak yang impor, kemungkinan (pupuk lokal) juga akan naik,” kata pedagang pupuk dan obat pertanian, Renata, Kamis (6/9/2018).
Menurut Renata, akibat kondisi ini banyak petani yang mulai mengeluh. “Ya pasti mengeluh dong. Karena begini, sekarang sedang musim kemarau. Banyak pertanian gagal. Sekarang pupuk dan obat juga naik. Ya pasti petani mengeluh,” ucapnya.
Kondisi ini tak ayal membuat banyak petani semakin resah. Apalagi saat ini mereka juga masih dirundung persoalan kemarau yang membuat banyak tanaman pertanian gagal panen. Para petani berharap pemerintah mau membantu kesulitan mereka akibat melonjaknya harga pupuk dan obat-obatan pertanian tersebut.
“Kondisi ini jelas memberatkan kami selaku petani. Karenanya saya berharap pemerintah dalam hal ini segera mencari jalan keluar dan membantu kami para petani,” ucap salah seorang petani, Muhammad Soleh.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait