Lokalisasi Dolly di Surabaya belum mati. (Foto: Ist)

SURABAYA, iNews.id - Para Pekerja Seks Komersial (PSK) dan muncikari di lokalisasi Dolly Surabaya yang telah ditutup sejak 2014 lalu, ternyata masih beraktivitas. Namun, Dolly kini menggunakan cara berbeda agar tetap bisa menggaet pria hidung belang.

Hal ini diungkapkan perempuan yang berprofesi sebagai PSK di Dolly saat ini. LD (nama samaran) mengatakan, kebanyakan PSK yang pernah bekerja di Dolly, kos di bekas wisma yang saat ini menjadi tempat prostitusi

LD mengatakan, muncikari kembali mempekerjakan para PSK yang dulu aktif di lokalisasi Dolly. Hanya saja, mereka cukup bersiap-siap di rumah kosnya. Jika ada tamu, maka para PSK tinggal menunggu dihubungi muncikari lewat telepon selulernya.   

"Kebanyakan ngasih nomor telepon ke para muncikari. Kalau ada tamu, saya siap dihubungi. Mereka stand by-nya di kos masing-masing," kata LD dalam podcast bertema Lingkaran Kota Kita berjudul Dolly Belum Mati, dipandu oleh Noor Arief Prasetyo penulis buku Surabaya Butuh Lokalisasi. 

Untuk mempermudah transaksi, muncikari juga memberikan foto PSK kepada tamu. Jika sudah merasa cocok, maka tamu dan PSK akan dipertemukan.

"Kalau ada tamu tinggal kasih fotonya saja, kalau sudah cocok langsung jadi," kata LD. 

LD juga mengatakan, saat ini muncikari bekerja di jalan-jalan di wilayah Dolly dan di sepanjang Jalan Girilaya. Sebab, di bekas lokalisasi ini tidak ada lagi wisma seperti dulu. Mereka yang akan bertransaksi dengan pria hidung belang yang mencari PSK.

"Kalau ada mas-mas atau bapak-bapak berdiri di situ, biasanya cari tamu," kata LD. 

Aktivitas prostitusi di Dolly juga hanya berlangsung malam hari. Biasanya aktivitas dimulai pukul 19.00 WIB. Para muncikari mulai mencari tamu untuk dihubungkan dengan para PSK. 

Noor Arief Prasetyo yang juga pengurus Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (IKA Stikosa-AWS) sebelumnya di awal podcast mengatakan, lokalisasi dan prostitusi di Dolly adalah ruh dan tubuh. 

"Kini Dolly seperti hantu, bergerak tanpa wujud," kata Noor Arief membuka podcast. 

Dari podcast tersebut, banyak informasi terkuak dari bisnis lendir terselubung di Dolly. Mulai dari cara menggaet tamu, kehidupan PSK dan muncikari, tarif, tempat kencan, razia, kondisi sosial Dolly, hingga faktor kesehatan para PSK. 

Untuk tarif jasa prostitusi, LD mengaku tidak mengetahui angka pastinya. Namun, PSK di Dolly biasanya mendapat penghasilan bersih Rp150.000 untuk satu kali transaksi.

"Kalau tarif itu kita biasanya gak ngerti. Kadang minimal itu kita dapat bersih 150.000. Tapi kadang kalau tamu luar kota ditarif 500.000, kita tetap dapatnya segitu karena kita tidak tahu transaksi di luar," ujarnya. 

Namun, dia mengaku jika tamu membayar di depan PSK saat usai kencan maka pembagian yang diterima bisa lebih besar. 

"Kalau tamu deal dan bayar Rp500.000, maka muncikari tidak bisa berbuat apa-apa. PSK dapat Rp250.000 dan muncikari Rp250.000. Kamar tetap jadi tanggungan muncikari dan Rp250.000 itu masih mereka bagi karena bisa dua atau tiga orang muncikari," katanya. 

Untuk tempat atau lokasi kencan, LD mengaku ada tamu yang mengajak ke hotel atau di tempat milik tamu, bahkan di kamar yang disewakan di lokasi Dolly. Untuk pembayaran kamar sudah dilakukan oleh muncikari dari harga transaksi yang sudah disepakati dengan tamu. 

Untuk razia oleh aparat, kata LD, biasanya hanya dilakukan pada hari atau momen tertentu. Misalnya saat menjelang puasa Ramadhan, 17 Agustus, atau Idul Adha. "Kalau hari-hari biasa, gak ada (razia)," ujarnya. 

Sementara mengenai kondisi kesehatan para PSK, LD mengaku tidak ada kontrol dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya. Berbeda ketika Dolly masih belum ditutup.

"Kalau dulu ada (cek kesehatan oleh Dinkes). Kalau sekarang atas dasar kesadaran anaknya sendiri. Kalau mau sehat ya ke dokter sendiri, kalau gak ya sudah, gak ada yang nasihati. Kan kita gak ada bos," katanya. 


Editor : Maria Christina

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network