SURABAYA, iNews.id – Seniman Surabaya, Taufik Hidayat alias Taufik Monyong diperiksa penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim. Taufik diperiksa atas video provokatif tentang Covid-19 yang beredar luas di sejumlah media sosial.
Dalam video berdurasi 5 menit tersebut, Taufik menyebut Covid-19 hanya konspirasi dan fitnah. Taufik juga kenyebut Covid-19 sudah tidak ada di Jatim maupun Kota Surabaya. Bahkan untuk membuktikan itu, dia menantang untuk menghirup dan menyedot mulut pasien yang terkonfirmasi positif corona.
“Covid-19 adalah konsporasi dan fitnah yang diada-adakan. Covid-19 sudah tidak ada di Indonesia,” katanya.
Video pernyataan inilah yang dianggap polisi sebagai provokasi. Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menemukan sejumlah pelanggaran, di antaranya unsur penghasutan dan hoaks. Tak hanya itu, pelaku juga dianggap membuat gaduh dan meresahkan masyarakat.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, penyidik masih mendalami kasus ini. Penyidik juga memanggil ahli bahasa, ahli medis, pidana dan ITE untuk mendalami kemungkinan pelanggaran dalam kasus ini.
“Sementara ini status dari Taufik Monyong masih terpanggil. Penyidik akan menggali lebih dalam terkait kasus ini. Terkait argumen (Taufik Monyong) yang dilakukan nanti akan kami uji secara science,” kata, Jumat (12/6/2020).
Sementara itu, Taufik Menyong menyampaikan permohoanan maaf atas video tersebut. Sebab, telah membuat gaduh masyarakat. Namun, dia mengaku tidak punya maksud untuk memprovokasi apalagi menyebar fitnah.
Apa yang dia sampaikan hanya untuk mengajak masyarakat agar mengikuti anjuran pemerintah, yakni kembali kepada kehidupan normal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. “Jadi saya mohon maaf jika masyarakat salah memahami,” katanya.
Terkait ucapannya bahwa ada konspirasi dibalik kasus Covid-19, itu dilakukan agar masyarakat dengan mudah memahami pesannya.
“Saya tidak bisa menyampaikan secara umum karena sudah saya sampaikan pada tim cyber. Marilah kita dukung pemerintah Indonesia untuk kembali ke new normal,” katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait