SURABAYA, iNews.id – Berbeda dengan polisi, sejumlah tokoh menilai rentetan kasus penyerangan terhadap pemuka agama di sejumlah daerah sebagai sesuatu yang tidak wajar. Mereka menganggap ada skenario besar yang sengaja didesain oleh kelompok tertentu untuk mengacaukan situasi.
Salah satunya, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsudin. Dia menilai kasus kekerasan tersebut sudah sistematis dan terstruktur. Karena itu, penting bagi aparat kepolisian untuk mengungkap fakta di balik peristiwa itu.
“Kasus seperti itu tidak wajar, maka harus diusut tuntas. Ini penting untuk mengantisipasi agar tidak terus terjadi di tempat lain,” kata Din Syamsudin seusai menghadiri acara peresmian Masjid Arif Nurul Huda Polda Jatim, Selasa (13/2/2018) sore tadi.
Menurut Din, kejadian demi kejadian penyerangan yang berkelanjutan itu berpotensi besar menimbulkan prasangka buruk di kalangan antarumat beragama dan yang berbahaya jika ada yang terprovokasi. Gejala adu domba terlihat dari aksi rentetan penyerangan tersebut.
“Sepertinya ada skenario sistemik dan sistematis yang ingin mengadu domba antarumat beragama karena (kejadian penyerangan) berkelanjutan,” katanya.
Hal yang membuat Din heran, kejadian penyerangan itu terjadi beberapa hari setelah dia selaku Utusan Khusus Presideng Bidang Dialog Antarumat Beragama melakukan dialog kebangsaan dengan sejumlah pemuka lintas agama. “Ada unsur-unsur yang tidak menginginkan kerukunan antarumat beragama,” ujarnya.
Sayangnya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian yang datang di acara peresmian masjid sore tadi enggan berkomentar. Sejumlah awak media bahkan tidak diberi kesempatan untuk wawancara singkat. Sempat berpapasan dengan media di dalam masjid, Tito juga hanya berbicara mengenai masjid yang baru saja diresmikan.
Seperti diketahui, penyerangan demi penyerangan terhadap pemuka agama dan tempat ibadah terjadi di beberapa daerah di negeri ini. Terbaru, sebuah masjid di Kelurahan Kingking, Kecamatan/Kabupaten Tuban, Jatim, rusak setelah diserang pengendara mobil tak dikenal pada Selasa dini hari (13/2/2018).
Namun, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Polri, Brigadir Jenderal Polisi Muhammad Iqbal mengatakan, bahwa kejadian di Tuban adalah kriminal biasa, tidak berlatar belakang agama. “Pelaku sudah ditangkap. Kasusnya masih didalami,” katanya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait