Pengurus koperasi sekolah mengembalikan uang seragam siswa MBR, Kamis (9/9/2021). (Foto: Sindonews/Aan Haryono).

SURABAYA, iNews.id - Sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya akhirnya mengembalikan uang seragam kepada wali murid. Hal itu dilakukan setelah mereka dimarahi wali kota karena memungut biaya seragam, terutama untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). 

Pengembalian uang seragam itu terpantau saat Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo bersama jajarannya keliling meninjau proses pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah SMP di Kota Surabaya, salah satunya di SMPN 15 Surabaya, Kamis (9/9/2021). 

Saat itu, pihak koperasi sekolah sedang melakukan pengembalian biaya seragam yang terlanjur dibeli orang tua siswa, yang berasal kalangan MBR. Proses pengembalian biaya seragam itu sudah dilakukan sejak Rabu (8/9/2021) kemarin di seluruh SMPN se-Surabaya.  

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo menuturkan, jumlah uang yang dikembalikan sesuai kwitansi pembelian. Begitu pula barang yang sudah dibeli akan dikembalikan ke koperasi, sehingga istilahnya yakni pembatalan pembelian peralatan sekolah.

"Kami telah melakukan pencocokan data dengan dinas sosial (dinsos). Berapa siswa MBR di sekolah dan berapa yang sudah terlanjur beli di koperasi. Bagi yang sudah beli, uangnya dikembalikan semua," kata Supomo. 

Menurutnya, pengembalian biaya pembelian seragam sekolah ini sesuai dengan perintah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau hari pertama PTM. Saat itu, dia sudah memerintahkan agar MBR yang terlanjur beli seragam uangnya dikembalikan, karena Pemkot Surabaya akan membelikan seragam itu secara gratis. 

Pemberian seragam gratis bagi siswa MBR ini akan dilaksanakan pada tahun ini. Syaratnya, MBR tersebut sudah masuk dalam data base Dinsos Surabaya dan ada tenggat waktunya. Sebab, data MBR ini dinamis setiap waktu bisa berubah dengan jumlah yang bertambah. 

Saat ini, total siswa dari kalangan MBR jumlahnya mencapai 112.000 siswa, terdiri atas 74.000 siswa jenjang SD dan 38.000 siswa jenjang SMP. Mereka tersebar di sekolah negeri dan swasta di Kota Pahlawan.

"Karena ini berkaitan dengan kebijakan anggaran, nanti akan ada tenggat waktunya. Maksudnya, siswa MBR yang mendapat seragram gratis berdasarkan hitungan cut off. Contohnya, yang menerima bantuan seragam siswa MBR yang terdaftar sebelum bulan Agustus. Jika setelah Agustus ada data MBR baru masuk, nanti akan dibicarakan lebih lanjut dan dicarikan solusinya," tuturnya. 

Saat ini, siswa dibebaskan untuk menggunakan seragam apa saja saat PTM. Bisa menggunakan seragam sekolah lama, pakai batik atau baju lainnya, terpenting rapi, sopan dan bersepatu.

"Saat saya meninjau PTM di SMPN 15, ada siswa yang masih mengenakan seragam SD. Ada pula yang baju batik. Tidak masalah, yang penting bisa membangun semangat anak-anak untuk belajar," katanya. 

Kepala SMPN 15 Surabaya, Shahibur Rachman menambahkan, total siswa dari kalangan MBR di sekolahnya mencapai 400 siswa. Rinciannya, untuk kelas 7 sebanyak 185 siswa dam kelas 8 sebanyak 186 siswa, sisanya kelas 9. 

Dari total ratusan siswa MBR itu, yang terlanjur membeli seragam ada 47 siswa. Mereka ada yang membeli semua keperluan seragam yang totalnya mencapai Rp1 juta. Namun, ada pula yang hanya membeli atribut sekolah yang nilainya di bawah Rp50.000

Sementara itu, salah seorang wali murid bernam Erna mengaku, sudah jauh-jauh hari menabung untuk keperluan membeli seragam. Karenanya saat sekolah menginformasikan bahwa sekolah telah menyediakan seragam sekolah, dirinya langsung membelinya.


Editor : Ihya Ulumuddin

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network