Simak deretan kerajaan paling berpengaruh di Indonesia, bahkan ada yang berkuasa hingga Madagaskar. (Foto: Ilustrasi/Istimewa)

JAKARTA, iNews.id - Jauh sebelum merdeka, Indonesia yang kala itu masih disebut Nusantara pernah memiliki beragam kerajaan yang tersebar di pelosok negeri. Tentunya, kerajaan-kerajaan tersebut membawa pengaruh tersendiri bagi Indonesia. 

Berikut adalah 7 kerajaan yang berpengaruh di Indonesia.

1. Kerajaan Majapahit

Majapahit bisa disebut sebagai kerajaan yang paling luas dan berpengaruh bagi Indonesia. Wilayah kekuasaannya tidak hanya mencakup Pulau Jawa, namun hingga ke Madagaskar.

Bicara Majapahit, tak lengkap jika tak membahas sosok Mahapatih Gajah Mada. Melalui Sumpah Palapa pada 1258 Saka atau 1335 Masehi, Gajah Mada mengatakan harus ada 10 wilayah di Nusantara yang mengakui kejayaan Majapahit.

Wilayah itu mencakup Lombok (dulu bernama Gurun), Seran (Papua), Tanjung Pura (Kalimantan), Haru (Sumatera Utara), Dompo (Sumbawa), Pahang (Semenanjung Melayu), Bali, Palembang (Sumatera Selatan), Sunda (Jawa Barat), dan Singapura (dulu bernama Tumasik). Dia lalu mempersatukan wilayah Nusantara dengan melakukan hubungan baik dengan berbagai kerajaan di bawah Majapahit. 

Bahkan, Gajah Mada yang juga dikenal sebagai ahli militer dan strategi perang sengaja membentuk angkatan laut untuk menjaga perairan Nusantara. 

Melansir Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (2018) berjudul ‘Gajah Mada Sang Maja Patih Pemersatu Nusantara di Bawah Majapahit Tahun 1336 M-1359 M’, hubungan baik yang dijalin Majapahit dengan kerajaan-kerajaan di bawahnya meliputi aspek bisnis dan ekonomi. Termasuk di dalamnya adalah kepentingan perdagangan dan bukan mengacu pada kekuasaan atau pertuanan. 

Kerajaan Majapahit memandang pentingnya memberikan perlindungan dan keamanan untuk berbagai daerahnya agar terjaga dari bahaya. Caranya adalah dengan menempatkan pasukan khusus dan terlatih.

2. Kerajaan Sunda 

Kerajaan Sunda atau yang lebih akrab dengan nama Pajajaran merupakan kerajaan yang juga berpengaruh di Indoneia. Pajajaran atau Pakwan Pajajaran adalah nama ibu kota Kerajaan Sunda di masa kepemimpinan Sri Baduga Maharaja. Kini, wilayah tersebut merupakan Kota Bogor. 

Melansir laman Kebudayaan Kemendikbud, Kerajaan Sunda terkenal karena aktivitas maritimnya yang masif. Untuk mendukung aktivitas kemaritiman, Kerajaan Sunda memiliki enam pelabuhan dagang di pantai utara Pulau Jawa. 

Karenanya, terjalin pola perdagangan interinsuler yang menghubungkan daerah-daerah lain di Nusantara seperti Sulawesi, Malaka, Sumatera, China, dan Maladewa. Komoditas utama yang dijajakan masyarakat Sunda adalah beras, lada, dan bahan makanan lain. Sementara itu, komoditas luar yang masuk dalam wilayah Kerajaan Sunda berupa tekstil, akar, hingga tenaga kerja atau budak. 

3. Kerajaan Perlak

Kerajaan Perlak atau Peureulak adalah kerajaan Islam pertama yang ada di Nusantara, bahkan Asia Tenggara. Diketahui, kerajaan ini berdiri pada tahun 804 Masehi atau 225 H. Dalam Historical Studies Journal (2017) bertajuk ‘Rekonstruksi Identitas Konflik Kesultanan Peureulak’, kerajaan atau kesultanan ini sebenarnya adalah kelanjutan dari kerajaan-kerajaan yang sebelumya sudah berdiri. 

Selama eksis, Kesultanan Perlak terkenal sebagai penghasil kayu berkualitas tinggi yang biasa digunakan untuk pembuatan kapal. Hal tersebut tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi pedagang asing asal India dan Arab. 

Seiring berjalannya waktu, Kerajaan Perlak terus berkembang menjadi bandar niaga yang sangat maju, ditambah dengan gencarnya perkembangan Islam. Sebab, pedagang yang datang ke Perlak banyak melakukan perkawinan campur dengan penduduk lokal.

4. Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri didirikan pada 1045 dengan Raja pertama Sri Samawawijaya. Kerajaan ini mencapai masa keemasannya ketika dipimpin oleh Jayabaya yang berkuasa pada 1135 sampai 1159 Masehi. Saat itulah, Kediri mengepakkan kekuasaannya hingga ke luar pulau. 

Keberadaan Kerajaan Kediri, utamanya di masa pemerintahan Jayabaya, sangat berpengaruh bagi Nusantara. Sebab, Jayabaya terkenal memiliki ramalan yang terbukti kebenarannya di masa kini. 

Salah satunya, Jayabaya pernah meramalkan keberadaan rel kereta yang membentang di Pulau Jawa dengan ungkapan ‘Jawa berkalung besi’. Selain itu, dalam ramalannya, dia juga berkata, “Gempa bumi sering terjadi dan menelan banyak korban jiwa manusia, ternak, dan harta benda." Demikian juga, sering terjadi fenomena alam misterius yakni terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari.

5. Kerajaan Samudera Pasai

Samudera Pasai merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia yang berdiri pada 1267 Masehi. Melansir laman resmi Pemerintah Aceh, kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu. Sementara itu, bukti arkeologis eksistensi Samudera Pasai adalah dengan ditemukannya makam raja-raja di wilayah Kampung Geudong, Aceh Utara. 

Ketika berada di masa kejayaannya, Samudera Pasai dikenal sebagai pusat perniagaan yang dikunjungi oleh banyak saudagar dari dunia internasional, seperti Persia, India, China, dan Arab. Kerajaan Samudera Pasai berdiri selama tiga abad, dengan raja terakhirnya adalah Sultan Zain Al’Abidin.

6. Kesultanan Banten

Kesultanan Banten adalah kerajaan bercorak Islam yang berperan sangat penting dalam penyebaran Islam di Nusantara. Kesultanan ini berkuasa selama 250 tahun dan berdiri sejak 1526. 

Melansir artikel bertajuk ‘Perlawanan Banten Terhadap Belanda’, Sultan Ageng Tirtayasa adalah raja yang berhasil membawa Kesultanan Banten pada puncak kekuasaan. Dia dikenal sebagai sosok yang cerdas, berani, dan ahli dalam strategi perang. Demi terus menyebarkan agama Islam, Sultan Ageng mendatangkan guru-guru agama Islam dari Aceh dan Arab. 

Kesultanan Banten dianggap sebagai ancaman bagi VOC karena berhasil mengembangkan perdagangan Banten. Alhasil, banyak pedagang asing, terutama dari wilayah Eropa yang datang ke Banten. 

7. Kesultanan Demak

Terkait pengaruh penyebaran Islam di Nusantara, Kesultanan Demak juga memegang peran penting. Kerajaan ini didirikan Raden Patah pada 1478. Ketika Raden Patah meninggal pada 1518, terjadi kekosongan kepemimpinan. Menurut aturan tradisi, mahkota raja diserahkan kepada sang putra, Pati Unus. 

Dalam jurnal Sosiohumaniora (2017) dengan judul ‘Keraton Demak Bintoro Membangun Tradisi Islam Maritim di Nusantara’, Pati Unus sudah membantu ayahnya dalam memperluas dan memperkuat poisisi Kesultanan Demak sejak ia masih menjabat sebagai adipati di Jepara. 

Kesultanan Demak dikenal sebagai kerajaan maritim dan menjalankan fungsi sebagai penghubung antardaerah transit penghasil rempah-rempah. Kerajaan yang menjadi basis awal penyebaran Islam di Jawa ini merupakan lokasi berkumpulnya beberapa wali, seperti Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Bonang, dan Sunan Muria. 


Editor : Rizky Agustian

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network