Para petani di Madura senang memaneng garam (Foto: Diskominfojatim).

SURABAYA, iNews.id - Daerah penghasil yodium di Jawa Timur (Jatim) selalu merujuk pada Pulau Madura. Sebab, di pulau ini terdapat lahan tambak garam yang sangat luas, tersebar di empat kabupaten, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKPK) tahun 2018, luas lahan tambak produksi garam di Pulau Madura mencapai 6.240 hektare (ha). Sedangkan produksi garam yang dihasilkan sebanyak 768.000 ton per tahun atau seperempat dari total produksi garam di Indonesia.

Jumlah luas ladang garam di Madura konon juga disebut sebagai yang terbesar di Asia Tenggara. Ladang-ladang ini terhampar luas dari Kabupaten Bangkalan hingga di ujung Semenap. Itu sebabnya, Pulau Madura kerap dijuluki sebagai pulau garam.

Sementara itu dari empat kabupaten yang ada, Kabupaten Sampang dan Sumenep menjadi darah dengan produksi garam paling besar. Pada tahun 2017 misalnya, Kabupaten Sumenep menghasilkan garam sebanyak 126.662 ton. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar di Jatim.

Sedangkan Kabupaten Sampang menghasilkan garam sebanyak 110.343 ton. Disusul Kabupaten Pamekasan sebanyak 40.613 ton garam dan Kabupaten Bangkalan sebanyak 3.352 ton.

Di tahun 2018 produksi garam di Kabupaten Sampang berlipat hingga mencapai 312.061 ton, mengalahkan Kabupaten Sumenep yanga hanya 190.007 ton. Sedangkan Pamekasan 140.716 ton dan Bangkalan 2.749 ton.

Selain Pulau Madura, produksi garam juga dapat dijumpai di wilayah Kabupaten Gresik, Kabupaten Tuban, Probolinggo serta beberapa wilayah pesisir utara lainnya. Namun, tambak garam di wilayah pesisir ini tak begitu luas layaknya di Pulau Madura.

Berdasarkan catatan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gresik, luas lahan tambak garam hanya tersisa sekitar 100 hektare dari sebelumnya 1.000 hektare.

Berkurangnya tambak garam ini terjadi karena alihfungsi lahan menjadi permukiman dan industri. Padahal, beberapa tahun lalu, Kabupaten Gresik termasuk salah satu tumpuan garam nasional. Kondisi sama juga terjadi di wilayah Kabupaten Tuban dan lainnya.

Kebutuhan Yodium

Ilustrasi garam. (Foto: Antara)

Sumber yodium ada banyak jenisnya, salah satunya dari garam beryodium. Nah, garam produksi Pulau Madura juga telah membanjiri pasar di seluruh Indonesia, baik untuk kebutuhan industri maupun garam konsumsi yang telah diperkaya dengan yodium. 

Berdasarkan catatan Wikipedia, garam beryodium yang digunakan sebagai garam konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu mengandung yodium sebesar 30-80 ppm. Syarat ini penting sekali yodium bermanfaat untuk memicu pertumbuhan otak, menyehatkan kelenjar tiroid, menyehatkan proses tumbuh kembang janin, dan mencerdaskan otak.

Sebaliknya, kekurangan yodium dapat mengakibatkan penyakit gondok, keterbelakangan mental, bayi lahir cacat, anak kurang cerdas, keguguran pada ibu hamil serta jenus gangguan kesehatan lainnya.

Artikel kesehatan alodokter menyebutkan, asupan yodium yang tercukupi dengan baik dapat berpengaruh terhadap produksi hormon tiroid dalam tubuh. Selain mengendalikan metabolisme tubuh, hormon tiroid juga berperan untuk menstabilkan detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh; serta mengatur jumlah dan jenis makanan yang diubah menjadi sumber energi.

Hormon tiroid juga penting dalam menunjang tumbuh kembang. Hormon ini mendorong pertumbuhan tulang dan otak bayi. Mengingat ada berbagai peran penting hormon tiroid dalam tubuh. 

Berikut ini rekomendasi asupan yodium berdasarkan usia dan jenis kelamin:

Bayi usia kurang dari 1 tahun: 90-120 mikrogram/hari.
Anak-anak usia 1-11 tahun: 120 mikrogram/hari.
Orang dewasa dan remaja: 150 mikrogram/hari.
Ibu hamil: 220 mikrogram/hari.
Ibu menyusui: 250 mikrogram/hari.


Editor : Ihya Ulumuddin

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network