Suasana saat terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jatim (Antara)

MALANG, iNews.id - Mencekam, begitu suasana saat terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur (Jatim). Suasana ngeri digambarkan oleh HH, pemilik warung sekaligus penjual makanan di stadion markas Arema Malang.

Perempuan berusia 20 tahun itu ingat betul kelamnya Kanjuruhan pada Sabtu malam (1/10/2022). Dia bisa mengingat bagaimana ngerinya ribuan Aremania menyelamatkan diri dari kejaran petugas keamanan.

Dia menggambarkan, situasi dan kondisi di luar stadion saat kerusuhan diwarnai dengan teriakan pendukung. Mereka berlari kocar-kacir untuk menyelamatkan diri dari kejaran polisi.

"Ada banyak suara suporter yang berlarian di depan warung. Kemudian juga ada suara lemparan batu, suara tembakan. Bahkan, ada lebih dari 30 Aremania yang membuka rolling door warungnya untuk bisa menyelamatkan diri," kata HH saat ditemui di lokasi, Minggu (2/10/2022).

Dia menambahkan, sejumlah suporter ikut menyelamatkan diri ke warungnya, beberapa di antaranya masih anak-anak TK hingga sekolah dasar (SD). 

"Semuanya nangis histeris. Ada anak kecil nangis, usia TK juga. Ada yang nanya ke anak usia TK apa dia suka bola. Terus anak itu bilang 'mamah yang suka," katanya.

Pada peristiwa tersebut, dia juga menyaksikan bagaimana banyak orang yang digotong dan dievakuasi oleh tenaga medis. Bahkan, dia melihat anjing pengamanan milik polisi ikut mati terkena lemparan batu.

"Pokoknya menegangkan, bikin gemetaran," kata dia.

HH mengaku sempat terkena semprotan gas air mata di luar stadion. Gas tersebut ternyata sempat masuk ke warungnya sehingga membuatnya agak sesak napas. Kemudian juga merasakan panas yang tidak nyaman untuk tubuh.

"Saya berani buka lagi warungnya sekitar pukul 02.00 WIB, pas petugas keamanan sudah mulai pulang. Tapi masih ada orang lalu lalang, mobil terbakar," katanya.

Sebelumnya, kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Dalam laga itu, Arema kalah 2-3 dari Persebaya. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut. 

Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain.

Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata. Akibat kejadian ini, lebih dari 100 orang meninggal dunia.


Editor : Nur Ichsan Yuniarto

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network