BLITAR, iNews.id - Perayaan Imlek ternyata identik dengan ikan bandeng, terutama bagi masyarakat Tionghoa yang tinggal di wilayah Jawa Barat, Jakarta dan sekitarnya. Itu sebabnya, menjelang Imlek, banyak warga Tionghoa yang menyerbu pasar-pasar untuk berbelanja ikan bandeng.
Dalam tradisi kuno masyarakat Tionghoa, ikan bandeng menjadi bagian dari ritual persembahyangan Imlek. Ikan bandeng diperlukan untuk sembahyang Sam Seng, ritual menyembahyangi arwah leluhur yang berlangsung dalam perayaan Tahun Baru Imlek.
Ada cerita lucu yang terselip dalam tradisi ikan bandeng jelang perayaan tahun baru Imlek. Marcus AS dalam buku “Hari-hari Raya Tionghoa”, menuangkannya dalam kisah cukup jenaka.
Dia menulis bagaimana ikan bandeng menjadi salah satu syarat keseriusan sepasang kekasih menuju pelaminan. Terutama saat si calon menantu laki-laki berkunjung ke rumah calon mertua tepat di hari perayaan Imlek.
"Konon, jika “calon babah mantu” datang menjelang tahun baru (Imlek), yaitu saat dia akan menemui orang tua anak gadis yang disetujui, biasanya mereka membawa sepasang ikan bandeng sebagai tentengan," tulis Marcus.
Sepasang ikan bandeng biasanya akan diserahkan kepada calon mertua. Hal itu akan membuat sang calon mertua bahagia.
Sebaliknya, kalau si calon menantu datang tanpa membawa sepasang ikan bandeng atau bahkan sengaja lupa, dia akan disambut raut cemberut calon mertua. "Bahkan kabarnya ada yang malah gagal menjadi menantu karena tak membawa sepasang ikan bandeng," kata Marcus AS dalam “Hari-hari Raya Tionghoa”.
Maklum, dalam tradisi kuno masyarakat Tionghoa, ikan bandeng menjadi bagian dari ritual sembahyang Sam Seng. Sembahyang Sam Seng atau tiga macam kurban merupakan ritual menyembahyangi arwah leluhur.
Prosesi sembahyang berlangsung di meja sembahyang masing-masing. Menurut Marcus AS, dalam ritual persembahyangan lain di luar perayaan Imlek, ikan bandeng juga diperlukan.
"Saat orang Tionghoa sembahyang Ceng Beng pun terpakai (ikan bandeng) umumnya pada bulan Sha Gwee (bulan tiga Imlek) yang biasanya jatuh pada tanggal 5 April," tulisnya.
Begitu juga saat sembahyang Cit Gwee (bulan tujuh Imlek), warga Tionghoa juga memerlukan ikan bandeng. Sebagian orang-orang Tionghoa yang sudah meninggalkan tradisi kuno ikan bandeng, bahkan sudah tidak memiliki meja abu leluhur, biasanya tetap ikut berbelanja ikan bandeng.
Di malam perayaan Imlek, biasanya mereka berkumpul satu keluarga di meja makan, untuk menikmati ikan bandeng yang dimasak pindang. Selain ikan bandeng biasany ada dodol china atau kue keranjang.
"Juga memasak Siu Mie (mie panjang umur) dan akan dimakan sambil minum arak Toso Ciu,” tulis Marcus A.S. dalam “Hari-hari Raya Tionghoa”.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait