SURABAYA, iNews.id – Keluarga di Kota Surabaya menolak pemulasaraan jenazah sesuai protokol Covid-19 terhadap anggota keluarganya, Sukiman, yang meninggal dunia di RSUD Soewandhie, Rabu (22/7/2020). Alasannya, Sukiman meninggal karena stroke, bukan Covid-19.
Aksi protes ini dilakukan keluarga Sukiman terhadap sejumlah tenaga medis di RSUD Soewandhie. Bahkan, beberapa di antara mereka menerobos masuk ke dalam kamar jenazah dan membuka paksa peti jenazah.
Dalam rekaman video amatir, terlihat keluarga berusaha mengambil paksa dengan memindahkan jenazah Sukiman ke dalam ambulans yang sengaja mereka bawa sendiri. Beruntung aksi nekat tersebut berhasil dicegah polisi.
Keluarga yang tidak terima dengan sikap aparat kepolisian, menyampaikan protes dengan berteriak-teriak di halaman kamar jenazah RSUD dr Soewandhie. Mereka bersikukuh bahwa Sukiman yang menjalani perawatan di RSUD Soewandhie karena penyakit stroke.
Namun, upaya tersebut sia-sia. Sebab, pihak rumah sakit tetap menyatakan Sukiman yang berusia 55 tahun meninggal akibat terinfeksi Covid-19. Atas keputusan itu, keluarga pun menangis histeris. Bahkan, salah seorang keluarga sempat jatuh pingsan.
“Almarhum sakit stroke, bukan corona. Karena itu, kami semua menolak diperlakukan protokol Covid-19,” kata salah seorang keluarga korban, Lina.
Kapolsek Simokerto AKP Rian Septi mengatakan, emosi serta tindakan nekat keluarga Sukiman diduga karena ketidakpahaman, serta informasi salah yang mereka terima. Karena itu, mereka menolak jenazah diurus dengan protokol Covid-19.
“Tetapi, setelah mendapat penjelasan, keluarga akhirnya menerima dan bersedia jenazah dimakamkan di permakaman khusus Covid-19 di kawasan Keputih Sukolilo Surabaya,” katanya.
Diketahui, Sukiman masuk ke RSUD dr Soewanhie pada Rabu (22/7/2020) pagi. Namun, sore hari, Sukiman meninggal dunia.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait