JEMBER, iNews.id – Polisi terus menyelidiki kasus jasad bayi yang dibuang dan dibakar di Desa Sebanen, Kecamatan Kalisat, Jember. Setelah memeriksa saksi, penyidik juga mengamankan kain pembungkus bayi dan sepasang sandal jepit tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).
Kain pembungkus bayi ditemukan terbakar di semak-semak pinggir sungai, berikut sepasang sandal jepit yang diduga milik pelaku pembakaran. Saat ini dua barang bukti itu telah dibawa ke kantor polisi untuk diselidiki.
Sedangkan jasad bayi telah dibawa ke kamar mayat RSD Kalisat Jember untuk proses autopsi. Polisi menduga bayi tersebut dibuang dan dibakar sendiri oleh orang tuanya. Namun, mereka belum berani memastikan motif tindakan keji tersebut.
“Dari hasil olah TKP kami menemukan kain pembungkus dan sepasang sandal jepit. Ada kemungkinan itu milik pelaku. Tetapi, ini masih diselidiki,” kata Kanit Reskrim Polsek Kalisat, Aipda Abdul Haris, Rabu (18/11/2020).
Untuk melengkapi penyelidikan, pihaknya juga meminta kepada masyarakat untuk melapor bila menemukan seseorang yang mencurigakan usai persalinan. “Barangkali ada yang bersalin tetapi tidak di rumah sakit atau bidan, segera laporkan. Kami akan tindaklajuti,” ujarnya.
Kasus bayi yang dibuang dan dibakar ini masih membuat warga setempat geger. Warga tidak menyangka orang tua bayi tega berbuat sekeji itu.
Diketahui, jasad bayi dibuang di tumpukan kayu dan dibakar di Dusun Kramat, Desa Sebanen, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Jawa Timur (Jatim), Rabu (18/11/2020). Hasil identifikasi polisi bayi tersebut berjenis kelamin perempuan dan baru sehari dilahirkan.
Belum diketahui pelaku yang telah berbuat keji tersebut. Namun, polisi menduga, bayi tersebut merupakan hasil hubungan terlarang. Pelaku sengaja membuang dan membakar bayi untuk menghilangkan jejak.
Informasi yang dihimpun, jasad bayi tersebut pertama kali ditemukan warga setempat, Totok. Saat itu, dia hendak berangkat mencari pasir. Mengetahui ada sisa pembakaran di tepi jalan, dia sepintas menengok, ternyata mendapati sesosok bayi di atas tumpukan arang.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait