SURABAYA, iNews.id - Kasus kematian pasien Covid-19 di Provinsi Jawa Timur (Jatim) masih tinggi. Dari total 14.445 jiwa yang meninggal dunia, 84 merupakan anak-anak dan didominasi berusia lima tahun ke bawah.
Sementara berdasarkan data Covid19.go.id per Rabu (14/7/2021), tercatat jumlah kasus terkonfirmasi positif di Jatim sebanyak 203.372 kasus atau 7,6 persen dari kasus secara nasional. Data ini menunjukkan kasus penularan Covid-19 terus merajalela di Jatim di tengah penerapan PPKM Darurat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jatim Andriyanto mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 di Jatim ini banyak terjadi pada klaster keluarga.
“Ini menyedihkan, klaster keluarga terus naik. Dari 84 anak-anak yang meninggal itu, sebanyak 43 anak usia 0-5 tahun dan 41 anak usia 6–18 tahun,” kata Andriyanto, Kamis (15/7/2021).
Lonjakan klaster keluarga bermula dari penyebaran virus corona yang berasal dari anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah. Biasanya, penyebaran berawal dari seseorang yang sudah lebih dahulu tertular lalu menularkannya pada anggota keluarga lain.
Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan klaster keluarga semakin masif, antara lain membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan kompleks atau perumahan tanpa protokol kesehatan. Kegiatan berkumpul warga pun menjadi cara virus corona menyebar dari satu orang yang terinfeksi ke orang lain dengan mudah.
"Sebab, biasanya saat warga sudah berkumpul, jaga jarak sulit sekali diterapkan,” katanya.
Andri juga menjelaskan, faktor lain dari melejitnya klaster keluarga ketika melakukan liburan, piknik atau jalan-jalan ke tempat publik yang ramai. Hal ini juga meningkatkan risiko klaster keluarga bisa terjadi. Sebab, anggota keluarga berpotensi membawa virus saat kembali ke lingkungan rumah atau warga.
“Anak-anak kita harus dilindungi. Protokol kesehatan Covid-19 sebaiknya juga dilakukan di dalam rumah, apalagi kalau ada keluarga yang baru beraktivitas di ruang publik. Pastikan sirkulasi udara di dalam rumah berjalan dengan baik, dengan cara sering membuka jendela maupun pintu agar udara bisa bergantian,” ucapnya.
Bahkan, katanya, walaupun sesama anggota keluarga, durasi dalam berinteraksi juga sebaiknya dibatasi termasuk tetap melakukan physical distancing. Begitu pula saat menggunakan alat makana agar menggunakan yang berbeda dan segera dicuci setelah dipakai.
“Untuk menekan munculnya klaster keluarga dengan cara menerapkan gaya hidup sehat agar tidak mudah terserang virus, termasuk berolahraga dan mengonsumsi makanan serta minuman sehat,” katanya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait