PONOROGO, iNews.id - Sekitar 500 orang warga asal Kabupaten Ponorogo dan Wonogiri, Jawa Timur (Jatim) diduga menjadi korban ajaran seorang warga yang dikenal Katimun. Prinsip ajarannya, "Mulyo Sugih Ampuh asal Sendiko Dawuh" (Menjadi terhormat kaya hebat jika patuh pada perintah).
Wakil Rektor Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Asfin Abdurrahman mengatakan, paham inilah yang membuat para pengikutnya rela menjalankan apa yang diperintahkan Katimun.
"Kepatuhan para pengikut ini terjadi karena pemahaman agama yang sepotong-potong. Apapun perintah guru atau pimpinan dilakukan, meski tidak rasional," kata dia kepada wartawan, Jumat (15/3/2019).
Katimun merupakan seorang pengajar di Pesantren Jam’iyah Ahlith Thoriqoh Akmaliyah Ash Sholahiyah di Kecamatan Watubonang, Kabupaten Ponorogo. Dia kerap menggelar pengajian dan ceramah, bahkan pengikutnya diajarkan zikir serta kesiapan dalam menghadapi kiamat.
Di antaranya, warga diminta untuk hijrah atau eksodus ke Kabupaten Malang. Lalu, mereka harus memasang foto gurunya (Katimun) di rumah mereka agar lebih tahan gempa, serta menjual semua aset, harta benda dan ternak untuk biaya hidup selama eksodus ke daerah tersebut.
"Contohnya tentang kiamat. Ini kan hal gaib dan harus diyakini. Kiamat itu berakhirnya dunia, mengapa harus eksodus ke daerah Malang. Inilah pemahaman yang tidak benar," ujar dia.
Asfin juga menyarankan warga agar belajar tentang Islam dari orang-orang yang benar-benar mumpuni. Caranya dengan melihat profil serta garis keislaman tokoh tersebut.
Sebelumnya ajaran berlindung dari kiamat di Kabupaten Malang, membuat puluhan warga Ponorogo melakukan eksodus ke daerah tersebut. Hal ini disampaikan seorang warga Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Katimun.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait