LAMONGAN, iNews.id - Sebanyak 69 desa yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur mengalami krisis air bersih. Warga tak lagi memiliki sumber air bersih, setelah sumur dan telaga mengering.
“Sudah sekitar tiga bulan ini warga kesulitan air bersih,” kata petugas BPBD Lamongan, Kuncoro, Minggu (1/10/2023).
Menurutnya, BPBD sudah mendistribusikan lebih dari 80 tangki air bersih di sejumlah wilayah yang dilanda kekeringan. Sebagian besar didistribusikan di wilayah Lamongan selatan yang tidak memiliki hutan sebagai resapan air.
“Ada kalau 80 tangki yang sudah kami distribusikan,” katanya.
Pemkab Lamongan sejak bulan Mei sudah menetapkan siaga bencana. Harapannya anggaran tak terduga untuk penanganan kekeringan bisa lebih cepat dikucurkan.
Salah satu wilayah yang dilanda kekeringan berada di desa Soko, Kecamatan Tikung. Sejak bulan Mei warga sudah kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur warga tidak lagi mengeluarkan air, begitu juga waduk dan telaga sudah mengering.
Upaya untuk pemenuhan air bersih dengan melakukan dropping air bersih yang dilakukan BPBD Lamongan dengan Baznas. Mereka mendistribusikan air bersih di sejumlah desa yang dilanda kekeringan.
“Sudah empat bulan mas, semuanya sudah kering. Sumur, telaga sudah tidak ada airnya,” kata Suti, salah seorang warga.
Sementara itu, Kades Soko, Pujianto mengatakan, sudah sekitar tiga bulan warganya kesulitan mendapatkan air bersih. Mereka hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah karena tidak ada lagi sumber air yang bisa diharapkan.
“Untuk minum biasanya beli air isi ulang, karena sudah tidak ada air lagi. Bantuan air bersih hanya dipakai untuk mandi, mencuci dan memberi minum ternak,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait