SURABAYA, iNews.id - Tradisi khas Suku Madura menarik diulas. Madura merupakan suku Mahfud MD, cawapres Ganjar Pranowo. Mahfud lahir di Madura, pada 13 Mei 1957 dengan nama lengkap Mohammad Mahfud Mahmodin. Dia memiliki silsilah asli suku Madura.
Suku Madura memiliki berbagai macam tradisi yang dilestarikan sejak zaman dahulu. Tradisi unik ini seringkali menjadi daya tarik wisatawan saat berkunjung ke Madura. Tradisi suku Madura juga sangat melekat dengan kehidupan masyarakat.
Tradisi Khas dan Unik Suku Madura
1. Tradisi Karapan Sapi
Karapan Sapi merupakan tradisi masyarakat Madura yang paling populer. Tradisi ini digelar setiap tahun antara bulan Agustus atau September dan akan dilombakan lagi pada final pada akhir bulan September atau Oktober.
Pada tradisi Karapan Sapi ini, terdapat seorang joki dan dua ekor sapi yang beradu kecepatan berlomba berlari untuk sampai ke garis finis.
Joki sapi tersebut berdiri di atas kereta kayu dan mengendalikan arah lari sapi. Panjang lintasan karapan sapi ini kurang lebih 100 meter dan perlombaan biasanya berlangsung dari 10 detik hingga 1 menit.
2. Tradisi Toktok
Toktok merupakan kompetisi aduan sapi yang saling seruduk antara dua sapi yang berhadapan. Sapi yang diadu biasanya sapi jantan. Kedua sapi akan beradu kekuatan hingga salah satu sapi kalah, menyerah, dan bahkan lari dari hadapan lawannya.
Aduan Toktok ini harus didampingi oleh orang yang ahli. Tidak sembarang orang bisa menjadi wasit Toktok, jika bukan ahlinya, dapat menambah resiko dan membahayakan orang di sekitar bahkan berakibat fatal.
3. Tradisi Rokat
Selanjutnya ada Tradisi Rokat, yang terkadang dikenal dengan nama petik laut dan juga Rokat Tase. Tradisi ini diselenggerakan dengan tujuan mengungkapkan rasa syukur terhadap karunia serta nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, tradisi ini juga dipercaya akan memberikan keselamatan serta kelancaran rezeki.
Tradisi Rokat pada umumnya dimulai dengan acara pembacaan istigasah dan tahlil bersama masyarakat yang dipimpin oleh pemuka agama. Selanjutnya, masyarakat menghanyutkan sesaji yang berisikan ketan-ketan yang diberi pewarna, tumpengan, ikan-ikan, dan beberapa pelengkap lainnya.
Pelepasan sesaji ke laut merupakan bentuk ungkapan rasa Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4. Tradisi Nadar
Selanjutnya Tradisi adat Nadar alias Nyadar merupakan upacara adat yang digelar tiga kali dalam setiap tahun oleh msyarakat di Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, Madura. Perhelatan Tradisi ini sangat meriah dan menyimpan banyak cerita leluhur warga setempat.
Upacara ini biasanya digelar pada pukul 4 sore. Masyarakat setempat datang dengan serentak menuju makam di mana leluhurnya dikuburkan dengan membawa perlengkapan upacara. Kegiatan dalam upacara ini dimulai dari upacara tabur bunga di makam leluhur hingga pembacaan doa yang dipimpin oleh pemuka adat.
Selanjutnya di malam harinya, peserta upacara menginap di sekitar makam baik dengan mendirikan tenda-tenda maupun menginap di rumah warga yang berada di sekitar makam. Kemudian para peserta memasak berbagai jenis makanan yang dibutuhkan untuk upacara selamatan di esok harinya.
Makanan yang dimasak biasanya berupa nasi, lauk ayam, telur, dan bandeng. Setelah upacara selesai, sisa makanan dapat dibawa pulang dan dibagikan kepada kerabat yang tidak mampu atau tidak ikut dalam perhelatan upacara.
5. Tradisi Ritual Ojung
Kemudian ada tradisi Ritual Ojung, sejenis permainan yang melibatkan dua orang laki-laki untuk beradu kejantanan dengan dilengkapi media rotan yang panjangnya sekitar 1 meter sebagai alat pukul-memukul. Ritual ini biasanya diselenggarakan untuk memohon hujan dan untuk terhindar dari malapetaka akibat kekeringan musim kemarau.
Ritual Ojung biasanya diiringi permainan musik yang dimainkan dari tiga buah dung-dung (akar pohon siwalan) yang dilubangi di tengahnya sehingga bunyinya seperti bas dan kerca. Iringan musik ini khas Madura dan jarang dijumpai di daerah lain.
Itulah beberapa tradisi khas dan unik suku Madura, suku asli Mahfud MD, cawapres Ganjar Pranowo.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait