SUMENEP, iNews.id – Lockdown tujuh desa di Kecamatan Saronggi, Sumenep, Jawa Timur (Jatim) resmi diperpanjang hingga 18 Oktober 2020. Langkah ini ditempuh lantaran kasus positif dan meninggal akibat Covid-19 masih terus bertambah.
Data terbaru, ada dua warga di tujuh desa tersebut diketahui meninggal dunia akibat Covid-19.
Salah satu warga, Rasyidi mengatakan, sebagian besar warga di tujuh desa ini merupakan pekerja kasar. Mereka kesulitan untuk bekerja sehingga tidak ada pemasukan.
Sementara bantuan dari Pemkab Sumenep dinilai masih kurang karena hanya diberikan kepada mereka yang mau tes cepat. Padahal banyak warga yang enggan rapid test karena takut dinyatakan reaktif Covid-19.
“Bantuan sembako hanya untuk warga yang mau rapid test di daerah-daerah tertentu. Sementara yang tidak rapid test tidak dapat bantuan. Lebih banyak yang tidak mau rapid test karena ketakutan tiba-tiba reaktif,” katanya, Senin (5/10/2020).
Sementara Bupati Sumenep, Busyro Karim mengatakan, perlu adanya dukungan dari semua pihak sehingga masyarakat paham tentang cara penanganan dan pencegahan Covid-19. “Karena ada dua lagi yang meninggal, maka lockdown kita lanjut. Tracing tetap dilakukan,” katanya.
Dia mengakui, banyak warga yang tidak mau menerima bantuan karena persyaratannya harus rapid test. “Semua kalangan harus memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa ini untuk keselamatan semua, bukan hanya untuk dirinya sendiri,“ katanya.
Sebagai informasi, tujuh desa di Kecamatan Saronggi, total ada delapan orang yang meninggal akibat Covid-19. Sebanyak 46 positif Covid-91 dan enam orang masih menjalani perawatan.
Hingga 4 Oktober di Kabupaten Sumenep ada 406 terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 326 selesai isolasi dan 26 orang meninggal dunia.
Editor : Umaya Khusniah
Artikel Terkait